Permintaan anyaman atap ilalang terus meningkat, baik dari Banyuwangi maupun luar kota seperti Jember, Surabaya, dan Bali. Bahkan, Budi menerima tawaran untuk mengirimkan produknya ke luar negeri, meskipun ia belum bisa memenuhi permintaan tersebut karena keterbatasan bahan baku.
Budi menghadapi kesulitan dalam menemukan ilalang, terutama saat musim kemarau. Namun, ia mengatasi masalah ini dengan menyetok ilalang saat musim hujan dan melibatkan warga dalam mencari rumput di lokasi-lokasi yang tersedia.
Budi menjual anyaman atap ilalang berukuran sekitar 2,5 meter x 1,5 meter seharga Rp 15 ribu per lembar, dengan harga yang lebih murah untuk pesanan dalam jumlah besar. Bupati Banyuwangi mengapresiasi kreativitas Budi dan melihat peluang pasar yang menjanjikan bagi anyaman atap ilalang seiring dengan perkembangan pariwisata Banyuwangi. Bupati Banyuwangi percaya bahwa kerajinan ini akan terus berkembang dengan meningkatnya minat pada tema natural dan tradisional. (Red/Team)