“Luar biasa, seluruh warga desa guyub dan gotong royong membangun budaya Banyuwangi. Dampaknya juga dirasakan oleh UMKM, pelaku seni, dan lainnya. Kami berharap semangat ini bisa dicontoh oleh desa-desa lain di Banyuwangi,” puji Ipuk.
Tema yang diusung Yosomulyo Menari adalah “Desaku Berbeda Tapi Mesra”. Para penari dikisahkan sebagai warga yang dihadapkan perbedaan ras, suku, dan agama.
Ada pula barong, yang digambarkan sebagai hama pertanian yang harus dihadapi oleh warga. Fragmen tersebut kemudian ditutup dengan ribuan penari yang berjejer di tengah, menandakan kerukunan warga Desa Yosomulyo yang tak runtuh walau diterpa masalah.
Kepala Desa Yosomulyo, Joko Utomo Kurniawan, menjelaskan Yosomulyo Menari diikuti oleh perwakilan seluruh dusun di Desa Yosomulyo. Mereka dilatih oleh 100 mentor yang disiapkan oleh pemerintah desa.
“Jadi setiap hari mereka dilatih menari, semua dari nol latihannya. Di balik latihan bersama ini adalah cara kami untuk merajut kerukunan warga desa,” ujar Joko. (Red/Ipul/Team Jatim-Banyuwangi)