Kali ini, FAN 2024 mengusung tema desain “Arsitektur dan Air”. Puluhan desain arsitek dari Banyuwangi dan daerah lain di Jawa Timur yang tergabung dalam Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jatim menampilkan karya-karyanya yang berwawasan lingkungan.
“Tema ini kami angkat, karena arsitek sebagai pelaku pembangunan berperan besar dalam pelestarian air atau konservasi. Tujuannya untuk menciptakan sebuah bangunan yang menggunakan energi, air dan sumber daya lain seefisien mungkin, melindungi kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas pengguna,” terang Ipuk.
Lokasi FAN 2024 sendiri, bertempat di aula outdoor Gedung Utama AWT yang berada di area paling tinggi. Bangunan ini menjadi salah satu contoh desain arsitek yang menerapkan konsep ” Arsitek dan Air”. Dimana di sekeliling bangunan terdapat empat kolam yang berfungsi untuk menurunkan suhu saat cuaca panas. Dari lokasi ini juga, bisa terlihat landscape AWT dengan hamparan kebun bunga dan sayuran yang mempesona.
Sebelumnya, konsep yang sama juga sudah diterapkan oleh Pemkab pada desain Bandara Banyuwangi. Salah satu keunikannya, Bandara Banyuwangi dikelilingi kolam air yang berfungsi menurunkan suhu, sehingga bangunan menjadi lebih hemat energi dan ramah lingkungan. Dengan konsep ini berhasil mengantarkan bandara yang diarsiteki Andra Matin itu menyabet penghargaan arsitektur dunia, Aga Khan Award for Architecture 2022.