Lebih luas Agus mengatakan jika suatu inovasi tercipta disebabkan oleh adanya kendala dan hambatan yang muncul serta menjadi penghalang bagi program yang telah dibuat.”Kami di Lapas Banyuwangi selalu mendengarkan aspirasi dan keluh kesah dari semua aspek, baik dari dalam (warga binaan) maupun dari luar (pengunjunga)”, ujar Agus.
“Adapun yang dikeluhkan diantaranya tidak ada penjamin keluarga inti untuk mengikuti program Integrasi Bebas Bersyarat”, tambahnya.
Menurut Agus, para narapidana yang telah dijamin oleh Pengasuh Pondok Pesantren nantinya juga didapuk sebagai duta lapas.”Mereka sebagai cermin seluruh narapidana yang ada di dalam lapas, dan berkewajiban untuk meneruskan pembinaan yang telah didapat”, ucap Agus.
“Dan seterusnya dibina dan diarahkan oleh pihak pondok pesantren”, tutupnya.(Red/Ipul/Team Jatim-Banyuwangi)