Daerah  

Surat Cinta Untuk Bupati Ipuk: Suara Mahasiswa Hukum

Surat Cinta Untuk Bupati Ipuk: Suara Mahasiswa Hukum

Banyuwangi milik-rakyat.com Di malam yang temaram, aku duduk di sini,
Di terminal pariwisata terpadu megah didalam gedung-gedung yang masih sunyi,
Hanya lampu-lampu yang bersinar redup,
Menemani para pedagang yang tetap hidup.

Di tikar-tikar yang terbentang rapi,
Orang-orang duduk, sekadar melepas sepi,
Penjual kaki lima setia berdiri,
Menjajakan dagangan, mencari rezeki.

Bu Ipuk yang kami hormati,
Ini bukan surat kasih berhiaskan puji,
Ini suara hati, jeritan nurani,
Saya dari mahasiswa hukum yang peduli.

Terminal pariwasata terpadu megah berdiri angkuh,
Miliaran rupiah mengalir deras,
Namun ia tetap sunyi, tetap bisu,
Seakan-akan Tak memberi arti, tak membawa berkas.

Bukankah pembangunan untuk rakyat?
Mengapa kini terdiam pekat?
Pusat wisata, simpul kota,
Kini hanya bayang yang tiada nyata.

Baca Juga  Dandim 0825/Banyuwangi Dampingi Pangdam V Laksanakan Gala Dinner Bersama Forkopimda

Kami bertanya, kami menanti,
Kapan hidup denyut Terminal Pariwisata Terpadu ini?
Kapan ia menjadi saksi,
Bahwa kota ini tak hanya mimpi?

Di sekitarnya, pedagang lima, mereka bersedih,
Banyuwangi butuh ruang yang indah,
Bukan sekadar proyek yang megah.

Hukum bukan sekadar kata,
Ia harus hidup, ia harus nyata,
Pembangunan tak cukup angka,
Harus membawa makna bagi warga.

Bu Ipuk, dengarkan suara kami,
Jangan biarkan terminal pariwisata terpadu ini mati,
Jadikan ia wajah kemajuan,
Bukan lambang sebuah keterlambatan.

Mari buka ruang, mari berdialog,
Agar pembangunan tak sekadar monolog,
Banyuwangi tak butuh proyek elitis,
Tapi kebijakan yang manis dan realistis.