Dengan perawatan yang ia terapkan, tanaman buah naga Golden miliknya tumbuh dan berbuah dengan optimal.
“Dari tanam hingga panen pertama, biasanya butuh waktu 1-1,5 tahun. Tapi buah naga Golden saya 9 bulan sudah panen perdana dan buahnya bagus,” ujar Mulyadi.
Dalam 1,5 tahun masa tanam, ia mengaku sudah melakukan panen sebanyak 7 kali dengan hasil mencapai 2 ton. Dia menyebut, produknya sudah memenuhi standar kualitas supermarket.
“80 persen hasil panen kami dipasok ke supermarket di wilayah Surabaya, Jakarta, dan Yogyakarta,” ungkap Mulyadi.
Dalam mengembangkan buah naga, Mulyadi sangat teliti dan berhati-hati sehingga menghasilkan buah berkualitas sesuai spesifikasi supermarket. Misalnya tidak sembarangan menggunakan pupuk dan perangsang buah.
“Hasilnya ukuran buah seragam, antara 5-8 ons. Ini sesuai standar pasar modern. Mereka tidak mau buah yang ukurannya terlalu besar,” jelasnya.
Sementara Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, sangat mendukung upaya para petani buah naga di desa Sumberagung dengan mengembangkan varietas baru.
“Kita memang harus jeli melihat peluang pasar. Selain memperkaya potensi pertanian daerah, ini juga bisa meningkatkan kesejahteraan petani karena harganya yang cukup tinggi,” ujar Bupati Ipuk.
Selain di Kecamatan Pesanggaran, buah naga kuning juga dikembangkan di beberapa daerah lainnya. Seperti Kecamatan Muncar, Giri, dan Gambiran.