“Masyarakat harus tahu bahwa RSUD telah berupaya mengelabui pasien dengan dalih aturan yang sebenarnya tidak ada. Ini bukan hanya kelalaian, tapi indikasi penyimpangan yang serius,” tambah Anang.
Desakan Tanggung Jawab dan Transparansi
Dengan bukti baru ini, Anang Suindro mendesak pihak RSUD Blambangan untuk segera memberikan klarifikasi resmi dan meminta maaf secara terbuka kepada FS dan keluarganya. Ia juga meminta agar pihak manajemen RSUD melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pelayanan dan memastikan kejadian serupa tidak terulang.
Selain itu, Anang juga mendorong BPJS Kesehatan untuk memperketat pengawasan terhadap fasilitas kesehatan mitranya, terutama dalam distribusi obat yang seharusnya menjadi hak pasien.
“Masyarakat Banyuwangi, terutama peserta BPJS, harus lebih kritis dalam memastikan hak-haknya. Kasus FB ini menjadi bukti nyata bahwa tidak semua fasilitas kesehatan menjalankan tugasnya dengan jujur dan transparan,” ujar Anang dengan nada tegas.
Reaksi Publik dan Tekanan Terhadap RSUD Blambangan
Kasus ini memicu reaksi keras dari masyarakat. Ketua LSM Kesehatan Banyuwangi, Satria Aditya, menilai insiden ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap kepercayaan publik. “RSUD Blambangan harus bertanggung jawab penuh. Jika tidak ada tindakan tegas, citra pelayanan kesehatan di Banyuwangi akan semakin terpuruk,” ujarnya.