Demo yang berlangsung, seakan memancing emosi warga dan hampir tak kondusif. Oleh kekesalan warga terhadap sikap Kades yang dianggap tidak peduli dengan aspirasi mereka.
Sejumlah Warga mengatakan, pembangunan TPA harus dibatalkan karena dikhawatirkan akan mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan mereka. Alasannya, karena jarak lokasi TPA sangat dekat dengan pemukiman warga.
Aksi demo ini hampir diwarnai dengan kericuhan saat penanda tanganan surat penolakan pembangunan TPA tersebut. Salah satu warga, terlihat menarik salah satu perangkat Desa dan hampir ricuh. Namun kondisi dapat diredam.
Kades Purana Sopyan, mengatakan, bila kalian semua menekan saya untuk setuju atau tidak setuju, itu bukan kapasitas saya.” ucapan Sopyan inilah yang kemudian memicu warga langsung menyorakinya.
“Lokasi TPA bukan tanah warga saya, jadi tidak bisa memutuskan. Kedua, yang mengetahui regulasi persyaratan terkait sampah adalah Dinas Lingkungan Hidup Pemalang,” ujar Sofyan.
Meski dewmikian Kades Purana menerima aspirasi warga, utamanya terkait yang jadi unek-unek panjenengan semua. “Jadi saya menanda tangani hanya sebatas mengetahui di surat penolakan pembangunan TPA tersebut,” pungkasnya.
Sementara ada sebanyak 8 perangkat Desa Purana mereka menyetujui aspirasi masyarakat dengan ikut menanda tangani surat tersebut untuk mendukung warganya terkait penolakan pembangunan TPA di Desa Purana.