USAID ERAT Bekerja Sama Dengan Dinsos PP dan KB Diskusi Panel Bersama Dukung Pencegahan Perkawinan Anak di Banyuwangi

USAID ERAT Bekerja Sama Dengan Dinsos PP dan KB Diskusi Panel Bersama Dukung Pencegahan Perkawinan Anak di Banyuwangi
ywAAAAAAQABAAACAUwAOw==

Banyuwangi milik-rakyat.com USAID ERAT bekerja sama dengan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PP dan KB) Kabupaten Banyuwangi mengadakan diskusi panel di Aula Minak Jinggo, Kantor Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung upaya pencegahan perkawinan anak di Kabupaten Banyuwangi.

ywAAAAAAQABAAACAUwAOw==

Ketua panitia acara, Anwar Sholihin dari LPKP Jawa Timur, membuka diskusi yang dihadiri oleh berbagai tokoh agama Islam dan penyuluh agama dari beberapa kecamatan di Banyuwangi. Fasilitator USAID ERAT di Kabupaten Banyuwangi, Sri Rahayu, menyampaikan bahwa kegiatan serupa juga dilaksanakan di empat kabupaten lainnya di Jawa Timur. “Kami menghadirkan empat penyuluh Agama Islam dari daerah dengan angka perkawinan anak yang tinggi,” ungkapnya.

ywAAAAAAQABAAACAUwAOw==

Dalam sambutannya, Luqman Hakim, yang mewakili Kepala Dinas Sosial, PP dan KB, menekankan pentingnya pencegahan perkawinan anak sebagai langkah untuk meningkatkan kualitas keluarga di masa depan.

Baca Juga  Rumah Kebangsaan Basecamp Karangrejo (RKBK) Banyuwangi Sambut 2025 dengan Doa Bersama

Narasumber utama, Amanullah dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, serta Imam Nakh’oi dari Universitas Ibrahimy (UNIB) Situbondo, memberikan pandangan mendalam mengenai kompleksitas perkawinan dalam perspektif Islam. Amanullah menyoroti bahwa salah satu penyebab stunting adalah perkawinan anak, terutama yang dilakukan karena kehamilan sebelum menikah. “Di Kabupaten Banyuwangi, perkawinan anak masih relatif tinggi dan ini harus segera ditanggulangi,” ujarnya. Amanullah juga menyatakan pentingnya dukungan dari tokoh agama dalam memberikan pencerahan kepada remaja agar terhindar dari pergaulan bebas, dengan harapan bahwa tiga tahun ke depan, lebih banyak pasangan yang menikah telah menempuh pendidikan tinggi.